Naura Nisrina Afifah
Di blog saya kali ini, saya akan belajar tentang Pemberdayaan komunitas.
Blog ini saya buat, untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi.
Pagar pelangi adalah sebuah program pemberdayaan komunitas berbasis wisata alam, religi, dan edukasi yang digerakkan oleh Bapak Muhammad Abadi. Seorang Pengasuh Pondok Pesantren RA ASA. Tema edukasi sendiri diambil karena banyaknya berbagai macam latar belakang dan warna-warni kehidupan disekitarnya.
Pukul 8 pagi saya memulai perjalanan saya menuju lokasi.Disetiap jalan Suara kicauan burung dan desau riak angin sejuk berlalu menerpa daun-daun hijau, pertanda hari mulai cerah. Titik embun bergulir bagai kristal di pucuk rumput, menyambut mentari yang mulai nampak berselimut awan tipis di timur. Mentari semakin tinggi dan terlihat begitu cerah.
Tampak panorama persawahan dalam perjalanan kami, melintasi jalan berbingkai rumput desa. Jalan yang kami lintasi berada di atas bukit dan pegunungan, kiri jurang dan kanan pun jurang. Kami harus lebih waspada saat melintasi medan yang berliku-liku dan menanjak. Naungan tajuk pepohonan dan angin sepoi-sepoi membuat perjalanan kami menjadi luar biasa.
Dan tiba saatnya saya dilokasi pada pukul 10 yaitu pagar pelangi.wisata alam Pagar Pelangi, yang bertempat di desa Dadapan, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang. Wisata alam Pagar Pelangi merupakan salah satu destinasi wisata baru dan menjadi wisata yang lagi trend selama Pandemi Covid-19.
Pagar Pelangi, sebuah spot anjungan wisatawan yang berbayar 5.000 rupiah.
sejarah berdirinya Pagar Pelangi berawal dari ketidaksengajaan. Membuat pagar dari kalo( bambu) yang di cat sedemikian rupa oleh anak-anak berkebutuhan khusus yang kemudian berfungsi untuk membatasi asrama pondok putri dan kandang sapi. Kata " Pagar" sendiri mempunyai makna suatu yang melindungi dari sesuatu yang berbahaya. Sedangkan " Pelangi" artinya kombinasi dari berbagai macam warna, menjadi satu kesatuan dan menjadi harmonisasi yang indah. Filosofinya, di RN ASA ada berbagai macam permasalahan anak dan latar belakang anak yang berbeda-beda, lalu mereka dilindungi, mereka dinaungi,dan mereka disayangi, akhirnya mereka mendapatkan sesuatu kenyamanan, ujar Abadi. Dari situlah filosofi nama Pagar Pelangi terbentuk.
Pagar Pelangi didirikan pada 27 Desember 2019, ini ternyata dibangun dengan modal kecil yang berawal dari tabungan anak-anak pondok. Dengan pendekatan partisipasi dan menekankan potensi kearifan lokal, destinasi wisata alam yang unik ini diwujudkan. Proses awal pembuatan Pagar Pelangi ini tidak lepas dari peran anak-anak pondok dan organisasi Karang Taruna yang ada di desa Dadapan.
Semakin kedalam kami keliling-keliling lokasi. Menuruni tangga menuju tajuk-tajuk spot foto yang kerap disinggahi para pengunjung. Kami diperlihatkan bangunan yang pertama didirikan yaitu pagar pembatas antara asrama Pondok Putri dan kandang sapi. Di sinilah awal mula nama pagar Pelangi muncul.Salah satu spot yang membuat kami konsen adalah deretan gubuk jajanan tradisional. Disinilah emak-emak desa Dadapan beserta anak-anak pondok menjajakan jajanannya kepada pengunjung. Seperti serabi, dumbeg, ketan, ketela, tiwul, sredek sukun, dan lain sebagainya.
Dalam hal wirausahaan tampak sekali wisata alam Pagar Pelangi dalam memberi dampak baik bagi masyarakat disekitarnya. Respon dan pandangan masyarakat serta pemerintah daerah setelah adanya destinasi wisata alam ini yaitu sangat baik dan sangat mensupport. Pagar Pelangi telah menjadi kunjungan para wisatawan lokal dan lintas Jawa
Untuk keindahan yang disajikan di wisata alam pagar pelangi tidak perlu diragukan lagi. Berada di kaki gunung jalur pendakian Gunung Siwalan Sukun Argopuro, Pagar Pelangi memiliki pemandangan yang dapat memanjakan mata para pengunjungnya. Ditambah lagi dengan pemandangan alam berupa sawah dan pohon-pohon rindang yang membentang menjadi background yang kian menawan. Apalagi ditambah dengan berbagai spot-spot foto yang mempunyai nilai keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia.
Itulah kegiatan saya yang dilakukan di wisata alam, religi, dan edukasi Pagar Pelangi
Penulis:Naura Nisrina Afifah
Email: nauranisrinaafifah@gmail.com
Sekolah: SMA Negeri 1 Pamotan